Perempuan Berkalung Sorban - Di masa sekarang ini isu mengenai gender memang banyak diperbincangkan, terutama berbagai persoalan menyangkut ketimpangan terhadap perempuan. Ada banyak karya yang mengangkat tentang permasalah perempuan dalam menghadapi jaman. Salah satunya adalah melalui karya sastra berupa novel. Walaupun berupa fiksi, namun banyak juga yang sebelum menggarap sebuah novel, para penulis melakukan riset yang mendalam tentang tema yang tengah disusun. Bahkan ada banyak novel yang diangkat dari kisah nyata. Hal ini tentu memiliki tujuan agar sebuah karya tidak hanya dapat dinikmati sebagai hiburan, tapi juga menampilkan fakta yang memang bena-benar terjadi di sekitar kita.
Perempuan Berkalung Sorban


Salah satu karya yang banyak menyita perhatian dengan issu seputar perempuan adalah novel yang berjudul Perempuan Berkalung Sorban. Novel karya Abidah El Khalieqy ini mengangkat karakter perempuan yang berada di lingkungan pondok pesantren. Seperti pengakuan penulisnya, pada mulanya novel ini ditulis sebagai media alternatif pemberdayaan perempuan, sosialisai isu gender dan hak-hak reproduksi di kalangan pesantren. Novel ini pun juga pernah diangkat ke film layar lebar dan sempat menuai kotroversi karena ada protes dari beberapa ulama yang berpendapat bahwa film ini akan bisa membuat salah persepsi pada citra perempuan dalam Islam.

Berbeda dengan film, novelnya justru cenderung diterima oleh masyarakat, bahkan sering dikaji dalam berbagai karya ilmiah seperti jurnal dan skripsi karena  penggambarannya yang mirip seperti citra perempuan selama ini di masyarakat. Diceritakan karakter utamanya bernama Anisa Nuhaiyyah yang merupakan anak ketiga seorang kiyai pendiri sebuah pondok pesantren putri di Jawa. Anisa yang lahir dan tumbuh di lingkungan pondok sering merasa bahwa sebagai perempuan, dirinya kerap menerima perlakuan yang tidak adil dari kedua orang tua serta lingkungannya bila dibandingkan dengan anak laki-laki.

Anisa tidak diperbolehkan naik kuda, tertawa terbahak, dan hal-hal lainnya yang boleh dilakukan oleh kakak laki-lakinya. Lingkungan pondok pun tidak mendukung perempuan untuk berkiprah dan memperoleh haknya. Namun ada salah seorang saudara dari ibunya yang bernama Lek Khudori yang merupakan lulusan pondok Gontor yang selalu memberinya berbagai ilmu dengan berdialog dan membuat Anisa selalu bersemangat untuk meraih segala impiannya. Selayaknya novel dengan berbagai konfliknya, Anisa mulai dihadapkan permasalahan ketika ada rasa yang berbeda diantara mereka berdua padahal Anisa belum balikh. Kesedihannya terasa ketika Lek Khudori harus kuliah ke Kairo, Mesir dan Brusel dengan beasiswa selama beberapa tahun.

Setelah kepergian Lek Khudori ini, Anisa yang baru lulus SD dipaksa menikah dengan anak kyai ternama teman dari orang tuanya. Anisa pun tidak bisa menolak dan hanya bisa pasrah ketika sang suami yang merupakan sarjana hukum melakukan pelecehan dan siksaan yang bertubi-tubi hampir setiap hari. Suaminya pun kerap menghilang entah kemana dan masih saja mengandalkan orang tuanya untuk biaya hidup sehari-hari. Anisa juga dituduh tidak dapat memiliki keturunan hingga suatu hari datanglah seorang perempuan yang mengaku dihamili oleh suaminya. Anisa pun dengan entengnya menerima perempuan itu untuk dipoligami dan tinggal dalam satu rumah karena sudah antipati terhadap suaminya. Anisa lebih memilih fokus terhadap pendidikannya hingga berhasil lulus Aliyah.

Ketika Lek Khudori kembali, disanalah Anisa mulai menemui solusi dan mengatakan segalanya pada orangtuanya mengenai tingkah kejam suaminya. Hingga akhirnya mereka bercerai dengan kesepakan kedua keluarga. Anisa kembali melanjutkan kuliahnya ke Yogyakarta yang merupakan impiannya untuk belajar sejak dulu. Dan dengan berbagai perjuangan, akhirnya Anisa bisa menikah dengan Lek Khudori yang juga telah menjadi dosen di 2 perguruan tinggi di Yogyakarta. Hidup mereka pun bahagia hingga dikaruniai seorang anak. Namun ujian hidup pun harus diterimanya kembali ketika Lek Khudori meninggal karena perbuatan mantan suaminya yang masih dendam padanya. Anisa pun sangat tegar meski tanpa suaminya dan terus menjalani kehidupannya bersama anak laki-lakinya yang masih kecil.

Novel ini memakai sudut pandang orang pertama, yang berarti seolah karakter utamanya merupakan yang menulis kisah ini sendiri. Novel ini juga tak hanya mengisahkan bagaimana perjuangan Anisa dan Khudori dalam hidupnya. Namun juga ada banyak sekali ilmu agama dan science yang juga disisipkan dialamnya. Bahkan ada banyak seni dan tokoh yang ditonjolkan, seperti sufi macam Jalaluddin Rumi, penyair macam Kahlil Gibran, musisi klasik macam Mozart dan juga banyak tokoh Islam yang kisah hidupnya luar biasa. Bahasanya pun bisa dibilang puitis dengan menggambarkan sesuatu dengan sangat halus meskipun sebenarnya merupakan hal-hal yang kasar maupun saru.

Novel ini turut menggambarkan bahwa ada banyak pemelintiran dari hadis dan ayat Al-Qur’an demi kepentingan tertentu. Kita pun bisa belajar bagaimana menyikapi sebuah hadis ataupun ayat Al-Qur’an dengan mencari tahu kebenaran ayat-ayat tersebut dengan lebih bijaksana dan mendalam. Ada pula penggambaran bagaimana perempuan yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga dan bagaimana kehidupan poligami. Sosok Anisa juga digambarkan dengan tegas sebagai sosok perempuan muslim yang tidak radikal, mengungkapkan gugatan bukan dengan amarah, bersifat plural dan terbuka. Tidak heran bila akhirnya karya ini mendapat penghargaan Adab Award pada 2009.

Catatan:
Sebenarnya ulasan ini saya buat dalam rangka membantu seseorang untuk mengerjakan tugas kuliahnya dalam mereview buku. Maka bahasa dan pembahasan saya sesuaikan dengan karakter dan pola pikir yang request. Tema novelnya pun juga bukan tipe yang akan saya ambil duluan jika berada di rak buku. Juga ada beberapa hal yang urung saya sampaikan (dengan alasan etika pada dosen). Karena sudah dikumpulkan dan seseorang yang request tersebut telah dapat nilai, paling tidak biarkanlah saya dapat viewer. Semoga Dosennya pura-pura tidak baca postingan ini. hehe

Share this article :
+
Apakah Anda menyukai postingan ini? Silahkan share dengan klik di sini
author-photo Salwa Atika

Saya hanyalah orang biasa yang menyukai blogging dan mencoba berbagi pengalaman dengan yang lain tentang blogging dan SEO. Semoga bisa bermanfaat.

Follow me on: Facebook | Twitter | Google+
×
Next
This is the current newest page
Previous
Next Post »
Show Facebook Comments
Terima kasih sudah berkomentar
Diberdayakan oleh Blogger.

Texts

Mengenai Saya

Foto saya
Human II Female II Dreamer

Followers

Copyright © 2013. My Room - All Rights Reserved | Template Created by Kompi Ajaib Proudly powered by Blogger