Blog tentu bukan hal asing lagi di jaman sekarang. Dengan berbekal email gratisan, kita pun bisa langsung buat blog. Sesimpel itu? Yup.. jika itu perkara buat blog. Tapi apa guna blog bila tak ada isinya? Katanya blog tapi tak ada yang bisa dibaca. Katanya blog tapi tidak ada gambar yang bisa dilihat. Ya disinilah mulai berasa tidak simpelnya. Apalagi kalau ada hasrat mau nyaingi Raditya Dika yang tenar gegara blognya. Atau malah punya cita-cita terima jatah segepok duit dari paman Google? Tentu tak sesimpel menabrakkan diri ke tiang listrik bukan?
Blog yang terkenal, sering dikunjungi orang, sedap dipandang, dan ada kelap kelip iklan disana sini barangkali menjadi hal yang diingini dari para blogger. Saya yang belum termasuk blogger pun pinginnya juga begitu. Tapi ada tambahannya, yaitu harapan supaya apa yang ada di dalam blog bisa membawa kebermanfaatan bagi orang lain. Tapi yang namanya harapan juga bakal cuma jadi hantu di sudut pikir kalau tak ada usaha untuk memulai. Dan disitulah letak permasalahan saya.
Ibaratnya sekarang saya itu seperti sudah ada motor, sudah pegang kuncinya tapi tidak kunjung juga distarter itu motornya. Alangkah o’onnya saya ini. lha kalau itu motor tak kunjung distarter juga, ya gak bakalan kemana-mana bukan? Ya kecuali kalau itu motor numpang truk, jadi bisa kemana-mana tanpa perlu distarter. Tapi ya bukannya malah eman-eman? Lha motornya bisa kemana-mana sendiri kok malah numpang truk. Apa gunanya punya roda dan mesin coba?
Untuk itu, saya sangat menantikan ada sesuatu yang kalau Bahasa Jawanya nggeret lan njongkrokne untuk diri saya. Nggeret yang berarti menarik. Juga njongkrokne yang berarti memberi dorongan saya dari belakang. Supaya saya menstarter itu motor dengan segera. Setelah lama mencari-cari, akhirnya saya ketemu juga apa yang bisa menarik saya. Salah satunya ya dengan bertemu dengan para penyuka dunia per-blog-an (tanpa tambahan go lho ya).
Jadi ceritanya iseng-iseng saya buka FB dan baca-baca timeline. Disana saya nemu postingannya Mas Trigus soal sinau blog bareng. Saya pun sangat tertarik. Saya lihat lokasinya di Trenggalek. Kabupaten sebelah yang sebenarnya buat saya terjebak nostalgia. Kalau kata Kla Project, kotamu hadirkan senyummu abadi gitu deh. Ya setidaknya saya penah merasakan nginep dua bulan di Trenggalek untuk melakukan kewajiban sebagai mahasiswa, yaitu KKN. Pernah juga nginep semalam di salah satu kampus di kota yang banyak gunungnya tersebut. Sepanjang Jalan Kenangan bangetlah pokoknya.
Sehari sebelum berangkatnya saya ke acara tersebut, saya dikejutkan dengan group WA belajar blog bareng. Dari situ saya sudah langsung merasa ciut karena orang-orang didalamnya ternyata bukan orang main-main di dalam dunia blog. Lha saya ini apa? Cuma butiran nutrisari. Tapi saya pikir-pikir kembali, itu bisa menjadi penggeret yang sangat efektif. Akhirnya berangkatlah saya kesana walaupun mendung terus mengikuti (atau mungkin malah saya yang mengikuti mendung?).
Disana saya mendengar berbagai pengalaman mulai bagaimana mereka membangun blog, betapa sakit rasanya ditolak berkali-kali sama paman Google dan hal-hal lainnya yang membuat saya plonga plongo. Tapi ada satu hal yang masih membuat pikiran saya terusik. Dari 20 peserta yang hadir, rata-rata adalah cowok dan hanya ada 3 orang cewek yang mau ikutan. Dari jaman Naruto masih ngejar-ngejar Sakura, pertanyaan kenapa cewek jarang jadi blogger sudah muncul dalam kepala saya. Atau saya yang terlalu banyak stalking yang cowok-cowok saja mungkin? Bahkan sempat pula muncul dalam benak saya, apakah itu karena cewek lebih suka kepastian makanya tidak mau main-main blog? Atau mungkin perkara teknis yang lebih seringnya diakuisisi oleh para cowok? Blog memang gak pasti. Hari ini trafik bagus, belum tentu besuk bukan? Belum lagi kalau ada gencaran serangan cyber yang bikin baper.
Apapun itu, yang jelas saya sangat senang bertemu mereka semua. Ada pesan yang saya ingat dari pertemuan tersebut, tujuan utama membuat blog itu untuk menulis, bila dapat uang itu bonus. Jangan pula menyerah untuk menulis dan jangan pelit-pelit ngeklik blog orang. Dan satu pesan lagi, kalau tanpa uang saja kita bisa berbagi dan berkarya, kenapa harus menunggu kaya dulu untuk bisa berbagi dan berkarya? Semoga dipertemukan kembali di lain kesempatan dan semoga tambah banyak kliknya ya mbak-mbak dan mas-mas.
Mereka adalah:
0 komentar
Click here for komentarOut Of Topic Show EmoticonHide Emoticon